Kode Penghitung

Selasa, 06 Desember 2016

IMUNISASI DPT

DPT merupakan singkatan dari difteri, pertusis dan tetanus. Ketiga hal tersebut adalah penyakit yang memiliki resiko tinggi dan bisa menyebabkan kematian.

Penjelasan
Difteri adalah penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas (tonsil, faring dan hidung) dan kadang pada selaput lendir dan kulit yang disebabkan oleh bakteri yaitu Corynebacterium diphteriae. Semua golongan umur baik anak-anak maupun orang dewasa dapat tertular oleh penyakit ini.

Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah penyakit karena infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang mudah sekali menular. Batuk rejan sempat dianggap penyakit anak-anak saat vaksin pertusis belum ditemukan.

Tetanus adalah infeksi serius yang menyerang susunan saraf dan ditandai kontraksi otot yang hebat (kejang). Penyakit ini biasanya terjadi akibat luka tusuk dalam oleh benda yang tercemar debu, pupuk, tanah dan kotoran hewan atau manusia.

Pencegahan
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang dapat melindungi dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan kepad anak sebelum berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. Pada jadwal imunisasi dasar, imunisasi DPT ini diberikan sebanyak 3 kali, lihat tabel jadwal imunisasi dasar lengkap di Penjelasan Tentang Imunisasi. Dengan diberikannya imunisasi DPT pada anak maka akan memberikan kekebalan yang diharapkan mencegah tertular dari ketiga penyakit tersebut atau tidak separah jika tidak diimunisasi.

Efek samping
Imunisasi DPT biasanya akan menimbulkan efek samping seperti demam, bengkak dan merah pada bagian suntikan sehingga menyebabkan anak rewel. Namun tidak berlangsung lama kok, kalau baby saya hanya 1 hari saja setelah itu kembali ceria lagi.

Semoga bermanfaat dan God Bless You

Sumber : Wikipedia,Mediskes,Alodokter

Baca juga artikel terkait lainnya :

Rabu, 23 November 2016

IMUNISASI POLIO

Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya. Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bisokop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.

Apakah itu polio ? Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus, masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Polio merupakan penyakit yang mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pada sebagian kasus menyebabkan kematian.

Pencegahan
Penyakit polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Anak-anak harus diberi vaksin polio sebanyak 4 dosis, lihat tabel jadwal imunisasi dasar lengkap di Penjelasan Tentang Imunisasi. Tidak hanya pada anak-anak, orang dewasa juga harus mendapatkan serangkaian vaksin polio bagi mereka yang belum pernah divaksinasi atau status vaksinasinya tidak jelas.

Manfaat Imunisasi Polio
Dengan dilakukannya vaksinasi/imunisasi polio pada anak akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio. Oleh karena itu sudah jelas bahwa manfaat imunisasi polio adalah mencegah penyakit polio atau lumpuh layu. Baik perindividu maupun secara luas pada masyarakat. Karena apabila sebagian besar terimunisasi maka yang lain juga akan terlindungi dari penularan.


Jenis Imunisasi Polio
  1. Oral Polio Vaccine (OPV) yaitu vaksin virus polio oral yang diberikan secara oral atau diteteskan langsung ke mulut. Jenis imunisasi ini adalah yang biasa digunakan di Indonesia.
  2. Incativated Polio Vaccine (IPV) yaitu vaksin yang diberikan melalui suntikan. 
Efek Samping Imunisasi Polio
Jenis imunisasi OPV yang digunakan di indonesia tidak memiliki efek samping yang berarti. Kalaupun ada biasanya menyebabkan diare ringan, pusing tanpa demam.  

Semoga bermanfaat dan God bless you

Sumber : Wikipedia,Mediskes,Alodokter

Baca juga artikel terkait lainnya :

Selasa, 22 November 2016

IMUNISASI BCG

Pada artikel sebelumnya saya sudah menjelaskan mengenai Imunisasi Hepatitis B. Nah, kali ini tentang imunisasi BCG. BCG singkatan dari Bacillus Calmette-Guérin. Fungsi dari imunisasi BCG adalah untuk melindungi baby dari infeksi tuberkulosis (TBC). Sebelum membahas mengenai imunisasi BCG, mari kita kenali dulu apa itu penyakit TBC ?

Penjelasan Tentang penyakit TBC
Penyakit tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan manusia yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri penyebab penyakit TBC ini merupakan jenis bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengobati penyakit ini. Secara umum, bakteri ini lebih sering menginfeksi organ pernapasan paru-paru (90%) dibandingkan dengan bagian lain pada tubuh manusia. Penyakit ini merupakan jenis penyakit menular. Cara penularannya melalui udara. Dan penyakit ini  juga termasuk penyakit berbahaya urutan ke-2 di dunia setelah HIV yang bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu berusahalah menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi penyakit ini.

Pencegahan
Langkah untuk mencegah terinfeksi penyakit TBC salah satunya adalah dengan imunisasi BCG. Pemberian imunisasi ini pada bayi di indonesia umumnya dilakukan pada usia baru lahir atau paling lambat usia 3 bulan, lihat tabel jadwal imunisasi dasar lengkap di  Penjelasan Tentang Imunisasi. Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.

Efek samping imunisasi BCG
Efek proteksi dari imunisasi ini akan timbul setelah lebih dari 2 minggu penyuntikan. Imunisasi ini juga biasanya disuntikkan di bagian lengan kanan atas baby. imunisasi ini tidak menyebabkan demam. Namun efek dari imunisasi ini setelah lebih dari 2 minggu penyuntikan akan menimbulkan benjolan luka seperti bisul dan mengeluarkan cairan kuning kental seperti nanah. Namum tidak perlu khawatir luka ini akan sembuh dengan sendirinya tidak perlu diberikan obat merah atau antiseptic lainnya. Dan akan menimbulkan bekas berupa jaringan parut bulat berdiameter 4-8 mm akibat proses penyembuhan luka tersebut.

Semoga bermanfaat dan God bless you

Baca juga artikel terkait lainnya :

Senin, 21 November 2016

IMUNISASI HEPATITIS B

Setiap baby yang baru lahir harus diimunisasi (baca Penjelasan Tentang Imunisasi). Salah satu imunisasi pada baby yang baru lahir adalah imunisasi Hepatitis B. Apa itu Hepatitis B ?

Penjelasan
Hepatitis B merupakan suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati yang tentu saja menyebabkan kematian pada penderitanya.
Apakah penyakit ini menular ? jawabannya iya. Virus ini memang tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa. Lalu bagaimana cara penularannya ?

  • Melalui darah
  • Cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi
  • Kegiatan seksual, misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat pengaman.
  • Penggunaan berulang jarum suntik, misalnya menggunakan alat suntik yang sudah terkontaminasi darah penderita hepatitis B.
  • Transfusi Darah, misalnya mendapatkan donor darah dari orang yang terinfeksi virus ini.
Selain diatas, seorang baby yang baru lahir pun memiliki resiko penularan dari si Ibu selama proses kelahirannya.

Pencegahan
Infeksi karena Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, di mana injeksi diberikan untuk membuat tubuh kebal terhadapnya. Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat 3 vaksinasi (0, 1 bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik terhadap virus ini. Bagaimanapun, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan sama sekali risiko infeksi.
Untuk baby baru lahir, imunisasi Hepatitis B merupakan vaksinasi pertama yang harus didapatkan sebelum usia 7 hari.

Efek Samping Imunisasi Hepatitis B
Efek samping imunisasi hepatitis B biasanya berupa reaksi lokal yang ringan seperti kemerahan pada daerah suntikan dan kadang-kadang bisa menyebabkan demam ringan 1-2 hari. Untuk kontra indikasinya sampai saat ini tidak ada, maksudnya jika anak demam,batuk,pilek bukanlah menjadi halangan untuk mendapatkan imunisasi ini. 
(sumber : wikipedia,IDAI)

Pengalaman menyebalkan mengenai imunisasi Hepatitis B
Beberapa bulan yang lalu saya melahirkan putri pertama saya di sebuah rumah sakit swasta di kota tempat tinggal saya. Satu kesalahan saya sewaktu masih hamil, saya tidak mempelajari mengenai jadwal imunisasi pada anak. Saya terlalu fokus untuk menjaga kandungan agar bayi didalamnya selalu sehat dan terlahir tanpa kekurangan satu apapun. Setelah baby saya lahir, seharusnya dari pihak rumah sakit segera memberikan vaksinasi/imunisasi hepatitis B. Namun, yang disuntikkan pada baby saya hanya vitamin K yang gunanya untuk mencegah perdarahan.  Pagi melahirkan dan sorenya saya sudah disarankan untuk pulang dari pihak rumah sakit dengan kondisi baby saya tidak mendapatkan jatah dimandikan dan saya tidak mendapat susu (untuk ibu menyusui). Bukannya membeda-bedakan tetapi memang berbeda dengan rumah sakit swasta lain berdasarkan info yang saya dapatkan dari kerabat. Memang tidak ada biaya apapun yang harus saya bayar karena menggunakan kartu BPJS. Beberapa hari kemudian setelah saya berada dirumah, seorang kerabat menanyakan kartu jadwal imunisasi baby saya. Tetapi yang saya dapatkan dari rumah sakit hanyalah beberapa obat dan surat keterangan lahir. Dan alangkah kagetnya saya setelah mengetahui bahwa baby saya belum diimunisasi hepatitis B diusianya yang ke-5 hari yang seharusnya sudah didapatkan ketika baru lahir. Dan anehnya saat saya mengkonfirmasi ke pihak rumah sakit, tanpa rasa bersalah dari pihak rumah sakit hanya mengatakan bawa saja ke bidan atau puskesmas untuk diimunisasi. Apakah karena saya menggunakan kartu BPJS jadi baby saya tidak mendapatkan imunisasi ? jika harus membayar untuk mendapatkan imunisasi, pasti akan saya bayar. Apa salahnya dan apa susahnya dari pihak rumah sakit mengkonfirmasi mengenai biaya imunisasi jika tidak masuk dalam BPJS. Apakah ini terjadi karena saya pengguna kartu BPJS atau keteledoran dari pihak rumah sakit ? kartu BPJS saya kelas 1 loh bukan kelas 3, tau sendiri kan berapa biaya setiap bulannya yang harus dibayar. Aduuhh... hanya bisa ngelus-elus dada sambil bilang sabar... Dan akhirnya baby saya bawa ke bidan untuk mendapatkan imunisasi hepatitis B sebelum usianya 7 hari.

Semoga bermanfaat dan God bless you

Baca juga artikel terkait lainnya :