Rabu, 07 Desember 2016

IMUNISASI CAMPAK

Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini akan memunculkan ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Gejala penyakit campak :

  • Mata merah
  • Mata menjadi sensitif terhadap cahaya
  • Gejala menyerupai pilek seperti radang tenggorokan, hidung beringus dan tersumbat
  • Mengalami demam
  • Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan
  • setelah beberapa hari kemudian akan muncul bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan di kulit
Pencegahan
Salah satu cara untuk mencegah tertular penyakit campak adalah dengan diberikannya imunisasi campak yang dapat diberikan pada anak mulai dari usia 9 bulan, lihat tabel jadwal imunisasi dasar lengkap pada Penjelasan Tentang Imunisasi. Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi yang disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Nah, jadi imunisasi campak merupakan suatu proses memasukkan virus campak yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh guna merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi atau kekebalan terhadap penyakit campak. Jadi manfaat imunisasi campak pada bayi sangatlah penting karena campak dapat menular dengan mudah.

Efek Samping
Imunisasi campak juga memiliki efek samping, sebagai berikut.

  • Pada sekitar 5-15 % pasien mengalami demam ringan dan kemerahan pada tempat suntikan selama 3 hari, hal ini dapat terjadi 8-12 hari setelah imunisasi
  • Infeksi pada tempat suntikan terjadi hanya jika jarum yang digunakan tidak steril
  • Demam, flu dan batuk sering terjadi sekitar setelah 1 minggu imunisasi campak
  • Sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi 24 jam setelah imunisasi
Semoga bermanfaat dan God bless you

Baca juga artikel terkait lainnya :
Imunisasi DPT

Selasa, 06 Desember 2016

IMUNISASI DPT

DPT merupakan singkatan dari difteri, pertusis dan tetanus. Ketiga hal tersebut adalah penyakit yang memiliki resiko tinggi dan bisa menyebabkan kematian.

Penjelasan
Difteri adalah penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas (tonsil, faring dan hidung) dan kadang pada selaput lendir dan kulit yang disebabkan oleh bakteri yaitu Corynebacterium diphteriae. Semua golongan umur baik anak-anak maupun orang dewasa dapat tertular oleh penyakit ini.

Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah penyakit karena infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang mudah sekali menular. Batuk rejan sempat dianggap penyakit anak-anak saat vaksin pertusis belum ditemukan.

Tetanus adalah infeksi serius yang menyerang susunan saraf dan ditandai kontraksi otot yang hebat (kejang). Penyakit ini biasanya terjadi akibat luka tusuk dalam oleh benda yang tercemar debu, pupuk, tanah dan kotoran hewan atau manusia.

Pencegahan
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang dapat melindungi dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan kepad anak sebelum berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. Pada jadwal imunisasi dasar, imunisasi DPT ini diberikan sebanyak 3 kali, lihat tabel jadwal imunisasi dasar lengkap di Penjelasan Tentang Imunisasi. Dengan diberikannya imunisasi DPT pada anak maka akan memberikan kekebalan yang diharapkan mencegah tertular dari ketiga penyakit tersebut atau tidak separah jika tidak diimunisasi.

Efek samping
Imunisasi DPT biasanya akan menimbulkan efek samping seperti demam, bengkak dan merah pada bagian suntikan sehingga menyebabkan anak rewel. Namun tidak berlangsung lama kok, kalau baby saya hanya 1 hari saja setelah itu kembali ceria lagi.

Semoga bermanfaat dan God Bless You

Sumber : Wikipedia,Mediskes,Alodokter

Baca juga artikel terkait lainnya :

Rabu, 23 November 2016

IMUNISASI POLIO

Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya. Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bisokop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.

Apakah itu polio ? Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus, masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Polio merupakan penyakit yang mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pada sebagian kasus menyebabkan kematian.

Pencegahan
Penyakit polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Anak-anak harus diberi vaksin polio sebanyak 4 dosis, lihat tabel jadwal imunisasi dasar lengkap di Penjelasan Tentang Imunisasi. Tidak hanya pada anak-anak, orang dewasa juga harus mendapatkan serangkaian vaksin polio bagi mereka yang belum pernah divaksinasi atau status vaksinasinya tidak jelas.

Manfaat Imunisasi Polio
Dengan dilakukannya vaksinasi/imunisasi polio pada anak akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio. Oleh karena itu sudah jelas bahwa manfaat imunisasi polio adalah mencegah penyakit polio atau lumpuh layu. Baik perindividu maupun secara luas pada masyarakat. Karena apabila sebagian besar terimunisasi maka yang lain juga akan terlindungi dari penularan.


Jenis Imunisasi Polio
  1. Oral Polio Vaccine (OPV) yaitu vaksin virus polio oral yang diberikan secara oral atau diteteskan langsung ke mulut. Jenis imunisasi ini adalah yang biasa digunakan di Indonesia.
  2. Incativated Polio Vaccine (IPV) yaitu vaksin yang diberikan melalui suntikan. 
Efek Samping Imunisasi Polio
Jenis imunisasi OPV yang digunakan di indonesia tidak memiliki efek samping yang berarti. Kalaupun ada biasanya menyebabkan diare ringan, pusing tanpa demam.  

Semoga bermanfaat dan God bless you

Sumber : Wikipedia,Mediskes,Alodokter

Baca juga artikel terkait lainnya :

Selasa, 22 November 2016

IMUNISASI BCG

Pada artikel sebelumnya saya sudah menjelaskan mengenai Imunisasi Hepatitis B. Nah, kali ini tentang imunisasi BCG. BCG singkatan dari Bacillus Calmette-Guérin. Fungsi dari imunisasi BCG adalah untuk melindungi baby dari infeksi tuberkulosis (TBC). Sebelum membahas mengenai imunisasi BCG, mari kita kenali dulu apa itu penyakit TBC ?

Penjelasan Tentang penyakit TBC
Penyakit tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan manusia yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri penyebab penyakit TBC ini merupakan jenis bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengobati penyakit ini. Secara umum, bakteri ini lebih sering menginfeksi organ pernapasan paru-paru (90%) dibandingkan dengan bagian lain pada tubuh manusia. Penyakit ini merupakan jenis penyakit menular. Cara penularannya melalui udara. Dan penyakit ini  juga termasuk penyakit berbahaya urutan ke-2 di dunia setelah HIV yang bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu berusahalah menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi penyakit ini.

Pencegahan
Langkah untuk mencegah terinfeksi penyakit TBC salah satunya adalah dengan imunisasi BCG. Pemberian imunisasi ini pada bayi di indonesia umumnya dilakukan pada usia baru lahir atau paling lambat usia 3 bulan, lihat tabel jadwal imunisasi dasar lengkap di  Penjelasan Tentang Imunisasi. Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.

Efek samping imunisasi BCG
Efek proteksi dari imunisasi ini akan timbul setelah lebih dari 2 minggu penyuntikan. Imunisasi ini juga biasanya disuntikkan di bagian lengan kanan atas baby. imunisasi ini tidak menyebabkan demam. Namun efek dari imunisasi ini setelah lebih dari 2 minggu penyuntikan akan menimbulkan benjolan luka seperti bisul dan mengeluarkan cairan kuning kental seperti nanah. Namum tidak perlu khawatir luka ini akan sembuh dengan sendirinya tidak perlu diberikan obat merah atau antiseptic lainnya. Dan akan menimbulkan bekas berupa jaringan parut bulat berdiameter 4-8 mm akibat proses penyembuhan luka tersebut.

Semoga bermanfaat dan God bless you

Baca juga artikel terkait lainnya :